PRAKTIK MEPALUKA DALAM TRADISI PERKAWINAN SUKU TOLAKI PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DI KECAMATAN MOWEWE KABUPATEN KOLAKA TIMUR

Ahmadin. NIM 2020040203032, A (2022) PRAKTIK MEPALUKA DALAM TRADISI PERKAWINAN SUKU TOLAKI PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DI KECAMATAN MOWEWE KABUPATEN KOLAKA TIMUR. Other thesis, IAIN KENDARI.

[img] Text
1 COVER.pdf

Download (4MB)
[img] Text
2 BAB I.pdf

Download (3MB)
[img] Text
3 BAB II.pdf

Download (3MB)
[img] Text
4 BAB III.pdf

Download (2MB)
[img] Text
5 BAB IV.pdf

Download (2MB)
[img] Text
6 BAB V.pdf

Download (2MB)
[img] Text
7 DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (1MB)
[img] Text
8 LAMPIRAN.pdf

Download (1MB)

Abstract

ABSTRAK
Nama Ahmadin. Nomor Induk Mahasiswa 2020040203032. Praktik Mepaluka dalam
Tradisi Perkawinan Suku Tolaki Perspektif Hukum Islam di Kecamatan Mowewe
Kabupaten Kolaka Timur. Dibimbingi oleh: Dr. Kamaruddin, S.Ag., SH., MH dan
Dr. Abdul Gaffar, S.Th.I., M.Th.I
Praktik mepaluka dalam tradisi perkawinan suku Tolaki di Kecamatan
Mowewe Kabupaten Kolaka Timur dilaksanakan secara turun temurun dan
disakralkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menganalisa dan
mengungkap proses praktik mepaluka, pemahaman masyarakat terhadap mepaluka
serta perspektif hukum Islam terhadap praktik mepaluka dalam tradisi perkawinan
Suku Tolaki di Kecamatan Mowewe Kabupaten Kolaka Timur. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif. Data lapangan dikumpulkan melalui observasi
(pengamatan), Interview (wawancara) dan dokumentasi. Data selanjutnya diolah
dengan metode deduktif, induktif dan dianalisa dengan tahapan data reduction
(reduksi data), data display (penyajian data) dan conclusion drawing/Verification
(penarikan kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat
Tolaki di Mowewe memiliki pandangan berbeda terhadap pelaksanaan mepaluka.
Ada yang menganggap sakral, sehingga dapat menimbulkan mashlahat atau
mudharat bagi suami istri. Adapula yang menganggap sebagai sebuah kebiasaan
untuk memberi motivasi pria dan wanita sebagai suami istri dan rumah tangga baru.
Masyarakat Mowewe, juga berbeda pendapat tentang asal-usul mepaluka. Sebagian
menganggap mepaluka rangkaian akad nikah dalam Islam, tradisi suku Tolaki dan
sebagian lagi menganggap tradisi suku Bugis dan Luwu. Praktik mepaluka dalam
tradisi perkawinan suku Tolaki dilakukan dalam beberapa tahap. Mempelai pria
setelah akad nikah, dituntun oleh papaluka dari salah satu tokoh adat, tokoh
masyarakat atau tokoh agama menemui mempelai wanita. Papaluka menuntun
mempelai pria mengawali sentuhan pada telapak tangan mempelai wanita.
Dilanjutkan menyentuh dada, kepala, telinga, bahu, paha, diakhiri sentuhan pada ibu
jari. Dalam perspektif hukum Islam, mepaluka tidak dibahas oleh hukum munakahat.
Bagi seorang pria yang baru menikah disunnahkan dalam ajaran Islam untuk
menyentuh kepala atau ubun-ubun istrinya. Hukum munakahat mengajarkan, bagi
seorang laki-laki yang telah melakukan ijab qabul dapat menemui dan bergaul
dengan istrinya, tanpa dituntun orang lain, sehingga mepaluka tidak diajarkan dan
tidak disakralkan dalam hukum Islam. Praktik mepaluka dilakukan sejak dulu oleh
leluhur suku Tolaki hingga sekarang dan dipraktikkan secara luas oleh masyarakat,
oleh karena itu mepaluka dapat dikategorikan sebagai adat atau urf shahih, sebab
tidak mengandung mudharat bagi pelaku dan masyarakat sekitarnya. Mepaluka
sebagai urf shahih dapat dijadikan sebagai dalil hukum dengan mengacu pada qaidah
ushul al-adatu muhakkamah.
Kata Kunci: Mepaluka, Tradisi Perkawinan, Suku Tolaki

ABSTRACT
Ahmadin. Student ID Number 2020040203032. Mepaluka Practice in the Marriage
Tradition of the Tolaki Tribe Perspective of Islamic Law in Mowewe District, East
Kolaka Regency. Guided by: Dr. Kamaruddin, S.Ag., SH., MH and Dr. Abdul
Gaffar, S.Th.I., M.Th.I
The practice of mepaluka in the marriage tradition of the Tolaki tribe in
Mowewe District, East Kolaka Regency, is carried out for generations and is sacred.
This study aims to find out, analyze and uncover the process of mepaluka practice,
community understanding of mepaluka and Islamic law perspectives on the practice
of mepaluka in the marriage tradition of the Tolaki Tribe in Mowewe District, East
Kolaka Regency. This research is a qualitative research. Field data were collected
through observations, interviews and documentation. The data is then processed by
deductive, inductive methods and analyzed with the stages of data reduction, data
display (data presentation) and conclusion drawing / Verification (drawing
conclusions / verification. The results showed that the Tolaki people in Mowewe had
a different view of the implementation of mepaluka. Some consider it sacred, so it
can give rise to mashlahat or mudharat for husband and wife. There are also those
who consider it a habit to motivate men and women as husband and wife and a new
household. The people of Mowewe, also differed in opinion about the origins of the
mepaluka. Some consider mepaluka a series of marriage contracts in Islam, the
traditions of the Tolaki tribe and some consider the traditions of the Bugis and Luwu
tribes. The practice of mepaluka in the marriage tradition of the Tolaki tribe is
carried out in several stages. The groom after the marriage contract, is led by the
papaluka of one of the traditional leaders, community leaders or religious leaders to
meet the bride. Papaluka led the groom to begin the touch on the palm of the bride's
hand. Continued touching of the chest, head, ears, shoulders, thighs, ending with a
touch on the thumb. In the perspective of Islamic law, mepaluka is not discussed by
munakahat law. For a newly married man it is forbidden in Islamic teachings to
touch his wife's head or hood. The munakahat law teaches that a man who has
performed the ijab qabul can meet and associate with his wife, without being led by
others, so that mepaluka is not taught and is not sacred in Islamic law. The practice
of mepaluka was carried out from a long time ago by the ancestors of the Tolaki tribe
until now and is widely practiced by the community, therefore mepaluka can be
categorized as customary or urf shahih, because it does not contain mudharat for the
perpetrator and the surrounding community. Mepaluka as urf shahih can be used as a
legal postulate with reference to qaidah ushul al-adatu muhakkamah.
Keywords: Mepaluka, Marriage Tradition, Tolaki Tribe

Item Type: Thesis (Other)
Additional Information: Kata Kunci: Mepaluka, Tradisi Perkawinan, Suku Tolaki
Uncontrolled Keywords: Kata Kunci: Mepaluka, Tradisi Perkawinan, Suku Tolaki
Subjects: 300 Ilmu Sosial > 392 adat istiadat setempat
300 Ilmu Sosial > 392 adat istiadat setempat > 392.03 Kebiasaan yang Berhubungan dengan Jalan Kehidupan dan Kehidupan
300 Ilmu Sosial > 392 adat istiadat setempat > 392.5 Adat Istiadat tentang Pernikahan dan Perkawinan
Divisions: PASCASARJANA > Prodi Jurusan Hukum Islam
Depositing User: Unnamed user with username asni
Date Deposited: 14 May 2024 02:23
Last Modified: 14 May 2024 02:23
URI: http://digitallib.iainkendari.ac.id/id/eprint/2566

Actions (login required)

View Item View Item