KELANGKAAN BAHAN BAKAR MINYAK SOLAR PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (STUDI DI KECAMATAN TINANGGEA, KABUPATEN KONAWE SELATAN)

Nur Husna S (NIM: 2020040203034), N (2023) KELANGKAAN BAHAN BAKAR MINYAK SOLAR PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (STUDI DI KECAMATAN TINANGGEA, KABUPATEN KONAWE SELATAN). Masters thesis, IAIN KENDARI.

	Text 1 COVER.pdf Download (6MB)
	Text 2 BAB I.pdf Download (6MB)
	Text 3 BAB II.pdf Download (6MB)
	Text 4 BAB III.pdf Download (6MB)
	Text 5 BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (6MB)
	Text 6 BAB V.pdf Download (6MB)
	Text 7 DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (6MB)
	Text 8 LAMPIRAN.pdf Download (6MB)

Abstract

ABSTRAK
Nur Husna S (NIM: 2020040203034). “Kelangkaan Bahan Bakar Minyak Persfektif
Hukum Islam (Studi Di Kecamatan Tinanggea, Kabupaten Konawe Selatan)”.
Pembimbing I : Dr. Hj. Ipandang, M.Ag , Pembimbing II: Dr. H. Hasdin Has, Lc.M.Th.I.

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan normatif empiris
yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis Kelangkaan Bahan Bakar
Minyak Persfektif Hukum Islam (Studi Di Kecamatan Tinanggea, Kabupaten Konawe
Selatan). Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara dan
dokumentasi. Analisis data dilakukan melalui reduksi data, display dan verifikasi data.
Pengecekan keabsahan data dilakukan melalui teknik triangulasi. Berdasarkan hasil
penelitian menunjukkan bahwa pertama Proses penyebab kelangkaan BBM dikecamatan
Tinanggea yaitu 1) pertumbuhan penduduk dan kendaraan yang meningkat, 2) perbedaan
letak geografis, 3) pandemic COVID-19, dan 4) pasokan BBM di pertamina kurang.
Kedua dampak kelangkaan BBM kepada masyarakat yaitu 1) kenaikan harga BBM, 2)
penangguran yang meningkat, 3) kriminalitas yang meningkat dan 4) angka kemiskinan
yang meningkat. Ketiga ditinjau dari Hukum Islam bahwa proses pendistribusian BBM
dari masyarakat penjual ke masyarakat pembeli sudah sesuai dengan Q.S An-Nisa 4:29,
Q.S Asy-syura 26:181-183, dan HR. Ibnu Majah II/737 no. 2185 tentang jual beli dalam
perdagangan yang di sahkan oleh al-Qur‟an dan hadis yang dimana ayat dan hadis
tersebut membolehkan jual-beli selagi suka sama suka dan tidak ada tipu daya didalam
transaksi tersebut dalam hal maksud yaitu harus menjelaskan cacat barang ke pembeli
sebelum dijual.
Kata Kunci: Proses, Penyebab dan Dampak Kelangkaan BBM, Hukum Islam

ABSTRACT

Nur Husna S (NIM: 202004203034). "Scarcity of Fuel Oil from the Perspective of
Islamic Law (Study in Tinanggea District, South Konawe Regency)". Advisor I : Dr. Hj.
Ipandang, M.Ag, Advisor II: Dr. H. Hasdin Has, Lc.M.Th.I.

This research is a qualitative research with an empirical normative approach
that aims to describe and analyze the Scarcity of Fuel Oil from the Perspective of Islamic
Law (Study in Tinanggea District, South Konawe Regency). Data was collected by using
observation, interview and documentation techniques. Data analysis was carried out
through data reduction, display and data verification. Checking the validity of the data is
done through triangulation technique. Based on the results of the study, it was shown that
the first process that caused the fuel shortage in Tinanggea sub-district were 1)
population growth and increased vehicles, 2) geographical differences, 3) pandemic
COVID-19, and 4) supply of fuel oil at Pertamina is lacking. The two impacts of fuel
scarcity on society are 1) rising fuel prices, 2) increasing unemployment, 3) increasing
crime and 4) increasing poverty rates. Third, in terms of Islamic law, the process of
distributing BBM from the selling community to the buying community is in accordance
with Q.S An-Nisa 4:29, Q.S Asy-Shura 26:181-183, and HR. Ibn Majah II/737 no. 2185
concerning buying and selling in trade which is legalized by the Qur'an and hadith in
which the verses and hadiths allow buying and selling as long as you like and there is no
deception in the transaction in terms of the intent, namely having to explain the defect of
the goods to the buyer before buying and selling. for sale.

Keywords: Process, Causes and Impact of Fuel Scarcity, Islamic Law

ةزصتخهِةذبن

ط ٕٝغح سٛٔ
سٛظِٕ ِٓ دٛلٌٛا د٠ص جسذٔ
ح١ِلاعلإا حؼ٠ششٌا
). "
ٕٕٕٖٖٓٓٓٗٓٓٓٗ
:
ةٌاطٌا ف٠شؼذ ُلس
(
:
ش١رغخاٌّا جذٔاف٠ا سٛروذٌا ٌٝٚلأا حفششٌّا
يٚلأا ساشرغٌّا
)".
ٞٚأٛو ٟغٕد٠س بٕٛخ ، ا١دٔإ١ذ حمطِٕ ٟف حعاسد
(
طاح ْذغح جاحٌا سٛروذٌا ٟٔاثٌا فششٌّا١ٕ٠ذٌا
ٟٕ٠ذٌا ش١رغخاٌّا

د٠ص جسذٔ ً١ٍحذٚ فصٚ ٌٝإ فذٙ٠ ٟث٠شدذ ٞسا١ؼِ حٕٙت ٟػٛٔ ثحت ٛ٘ ثحثٌا از٘
ح١ِلاعلإا حؼ٠ششٌا سٛظِٕ ِٓ دٛلٌٛا
غّخ ُذ
خا١ٕمذ َاذخرعات خأا١ثٌا
).
ح١تٕٛدٌا ٜٚأٛو حمطِٕ ، اٛ١غٕٕذ حمطِٕ ٟف حعاسد
(
خأا١ثٌا ً١ٍمذ يلاخ ِٓ خأا١ثٌا ً١ٍحذ ءاشخإ ُذ
خأا١ثٌا ِٓ كمحرٌاٚ ضشؼٌاٚ
.
ك١ثٛرٌاٚ حٍتامٌّاٚ حثلاشٌّا
حئارٔ ٍٝػ
ًءإت
.
ث١ٍثرٌا ح١ٕمذ يلاخ ِٓ خأا١ثٌا ححص ِٓ كمحرٌا ُر٠
.
دٔ)
، خاثوشٌّا جدا٠صٚ ٟٔاىغٌا ٌّٕٛا
ٔاو ح١ػشفٌا اٛ١غٕٕذ حمطِٕ ٟف دٛلٌٛا صمٔ ٟف دثثغذ ٟرٌا ٌٝٚلأا ح١ٍّؼٌا ْأ ٓ١ثذ ، حعاسذٌا
ًخد ضافخٔا
إ١ِاذش١ت
)
۴
، ححئادٌا
)
ٖ
، ح١فاشغدٌا خافلارخلاا
)
ٕ
ٖ)
، حّ٠شدٌا جدا٠ص
، حٌاطثٌا جدا٠ص
)
ٕ
، دٛلٌٛا ساؼعأ عافذسا
)
: ٔ
اّ٘ غّردٌّا ٍٝػ دٛلٌٛا جسذٔ ش١ثأذ
.

ح١ِلاعلإا حؼ٠ششٌا ث١ح ِٓ ، ا
.
شمفٌا خلاذؼِ جدا٠ص
۴)
ُدٛ
ُل
َٚ غ٠صٛذ ح١ٍّػ ْئف ،
ءاغٌٕا ـٌ ا
ًثٌاث
–
ٔ۸ٖ
: ٔ۸ٔ
ٕ۲
ءاشؼشٌاٚ
ًمفٚ ُرذ ءاششٌا غّردِ ٌٝإ غئاثٌا غّردِ ِٓ
۴:ٕ۹
ِقا
َش
ِر
ْح
ِلإا
.

ث٠ذحٌاٚ ْآشمٌا اٙػ
ّشش ٟرٌا جسادرٌا ءاششٚ غ١ت ٟف

ٕٔ۸۲
ُلس
.
لا
ٕ/۷ٖ۷
ٗخاِ ٓتا
.
ٖاٚسٚ
ح١ِلاعلإا حؼ٠ششٌا ،
دٛلٌٛا جسذٔ ش١ثأذٚ باثعأ ، ح١ٍّؼٌا

:
ح١حارفٌّا خاٍّىٌا

Actions (login required)

View Item