OTORITAS DAN LEGALITAS SIMBOLIK DALAM TRADISI TAKABERE PADA MASYARAKAT DESA PONGKALAERO KECAMATAN KABAENA SELATAN KABUPATEN BOMBANA

Fariz Rizky Fatah. NIM 19030105009., F (2023) OTORITAS DAN LEGALITAS SIMBOLIK DALAM TRADISI TAKABERE PADA MASYARAKAT DESA PONGKALAERO KECAMATAN KABAENA SELATAN KABUPATEN BOMBANA. Other thesis, IAIN Kendari.

[img] Text
COVER.pdf

Download (815kB)
[img] Text
BAB 1 SKRIPSI FARIZ.pdf

Download (668kB)
[img] Text
BAB II SKRIPSI FARIZ.pdf

Download (392kB)
[img] Text
BAB II SKRIPSI FGARIZ.pdf

Download (279kB)
[img] Text
BAB IV SKRIPSI FARIZ.pdf

Download (1MB)
[img] Text
BAB V1 SKRIPSI.pdf

Download (406kB)
[img] Text
LAMPIRAN SKRIPSI.pdf

Download (614kB)

Abstract

ABSTRAK
Fariz Rizky Fatah. NIM 19030105009. Otoritas dan Legalitas Simbolik dalam
Tradisi Takabere pada Masyarakat Desa Pongkalaero Kecamatan Kabaena
Selatan Kabupaten Bombana. Di bimbing Oleh : Dr. Fatirahwahidah M. Ag
Penelitian ini membahas tentang Otoritas dan Legalitas Simbolik dalam
Tradisi Takabere pada Masyarakat Desa Pongkalaero Kecamatan Kabaena Selatan
Kabupaten Bombana. Penelitian ini memiliki beberapa tujuan Pertama untuk
mengkaji sumber historis tradisi takabere pada masyarakat Desa Pongkalaero, Kedua
mendeskripsikan secara eksplisit terkait praktik tradisi takabere pada masyarakat
Desa Pongkalaero, Ketiga Mengungkap dijadikannya tradisi takabere sebagai
otoritas dan legalitas simbolik yang menjadi bentuk pengakuan relasional antara guru
dan murid pada masyarakat Desa Pongkalaero. Data dikumpulkan melalui observasi,
wawancara dan dokumentasi. Data kemudian dianalisis berdasarkan kerangka teori
yang digunakan sebagai sebagai pisau analisyaitu teori Living Qur’an yang berbasis
sosiologi dan transmisi diskursif. Hasil penelitian ini menemukan bahwa Pertama,
tradisi takabere telah dilakukan oleh orang terdahulu sekitar tahun 1930 an di era
salah satu tokoh agama pada masa itu yakni K.H Abdul Latief yang berasal dari
binongko dimana pada pada masa itu mereka yang mengikuti penamatan hanyalah mereka
yang memiliki kemampuan dalam memenuhi persyaratan imbalan yakni dengan
menggunakan satu ekor kerbau.Namun pelaksanaan pada masa Syekh H. Daud yang
diperkirakan sekitar tahun 1944 tidak lagi menggunakan seekor kerbau sebagai bentuk
persyaratan imbalan melainkan menggunakan seekor ayam dikarenakan ayam merupakan
hewan yang banyak dimiliki masyarakat desa Pongkalaero sehingga tidak ada alasan untuk
tidak melaksanakan atau mengikuti tradisi takabere. Kedua pelaksanaan takabere akan
dilakukan ketika beberapa murid telah menamatkan bacaanya dalam proses penamatannya
murid yang mengikuti tradisi tersebut masing-masing akan membacakan surah ad-duhā -
An-nās secara bergilir. Ketiga, tradisi takabere menjadi kewajiaban serta dijadikan
sebagai simbol otoritas dan legalitas antara guru dan murid yakni karena dilatar belakangi
dengan adanya implikasi pemahaman atau kepercayaan tersebut menjadikan posisi tradisi
takabere sebagai tradisi yang wajib dilaksanakan hingga sampai saat ini. Implikasi
pemahaman tersebut meliputi : 1) Terakui sebagai seorang murid dan memiliki seorang guru
ketika mengikuti tradisi takabere. 2) Tidak memiliki seorang guru dihari akhir ketika tidak
mengikuti tradisi takabere. 3) Mendapatkan keberkahan ilmu. 4) Mencari-cari guru di hari
kiamat ketika tidaka melaksanakan tradisi takabere. 5) Ilmu bacaan Al-Qur‟an yang akan
dipertanyakan di hari akhir.
Kunci : Otoritas dan legalitas Simbolik, Tradisi Takabere, Desa Pongkalaero

ABSTRACT
Fariz Rizky Fatah. NIM 19030105009. Symbolic Authority and Legality in the Takabere
Tradition in the Pongkalaero Village Community, South Kabaena District, Bombana
Regency. Supervised by: Dr. Fatirawahida M. Ag
This research discusses Symbolic Authority and Legality in the Takabere Tradition in the
Pongkalaero Village Community, South Kabaena District, Bombana Regency. This research
aims to first examine the historical sources of the takabere tradition in the Pongkalaero
Village community, Second, describe explicitly the practice of the takabere tradition in the
Pongkalaero Village community, Third, reveal the use of the takabere tradition as symbolic
authority and legality which is a form of relational recognition between teachers and
students in the Pongkalaero Village community. Data was collected through observation,
interviews and documentation. The data was then analyzed based on the theoretical
framework used as an analytical tool, namely the Living Qur'an theory which is based on
sociology and discursive transmission. The results of this research found that First, the
takabere tradition had been carried out by previous people around the 1930s in the era of
one of the religious figures at that time, namely K.H Abdul Latief who came from Binongko
where at that time those who took part in the completion were only those who had the ability
in fulfill the reward requirements, namely by using one buffalo. However, during the time of
Sheikh H. Daud not to carry out or follow the takabere tradition. The second implementation
of takabere will be carried out when several students have finished their reading. During the
completion process, students who follow this tradition will each recite surah ad-duhā - An�nās in turns. Third, the takabere tradition has become an obligation and is used as a symbol
of authority and legality between students and teachers, namely because it is based on the
implications of this understanding or belief, making the position of the takabere tradition a
tradition that must be implemented to this day. The implications of this understanding
include: 1) Being recognized as a student and having a teacher when following the takabere
tradition. 2) Not having a teacher at the end of the day when not following the takabere
tradition. 3) Get the blessing of knowledge. 4) Looking for a teacher on the Day of Judgment
when he does not carry out the takabere tradition. 5) Knowledge of reading the Koran which
will be questioned on the last day.
Key: Symbolic Authority and Legality, Takabere Tradition, Pongkalaero Village

Item Type: Thesis (Other)
Additional Information: Kunci : Otoritas dan legalitas Simbolik, Tradisi Takabere, Desa Pongkalaero
Uncontrolled Keywords: Kunci : Otoritas dan legalitas Simbolik, Tradisi Takabere, Desa Pongkalaero
Subjects: 200 Agama > 297.267 Islam dan Seni, Islam dan Budaya, Seni Islam, Budaya Islam
300 Ilmu Sosial > 392 adat istiadat setempat
Divisions: Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah > Prodi Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: Unnamed user with username asni
Date Deposited: 02 Jul 2024 00:43
Last Modified: 02 Jul 2024 00:43
URI: http://digitallib.iainkendari.ac.id/id/eprint/2793

Actions (login required)

View Item View Item