Muhammad Rizal Rizki. Nim 19020101007, M (2023) TINJAUAN MASLAHAH MURSALAH TERHADAP TRADISI KARIA (PINGITAN) DALAM ADAT PERKAWINAN MASYARAKAT MUNA (STUDI KASUS KABUPATEN MUNA). Other thesis, IAIN Kendari.
Text
1 COVER.pdf Download (2MB) |
|
Text
2 BAB I.pdf Download (1MB) |
|
Text
3 BAB II.pdf Download (1MB) |
|
Text
4 BAB III.pdf Download (1MB) |
|
Text
5 BAB IV.pdf Download (1MB) |
|
Text
6 BAB V.pdf Download (1MB) |
|
Text
7 DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (1MB) |
|
Text
8 LAMPIRAN.pdf Download (1MB) |
Abstract
ABSTRAK
Muhammad Rizal Rizki. Nim 19020101007. Tinjauan Maslahah Mursalah
Terhadap Tradisi Karia Dalam Adat Perkawinan Masyarakat Muna.
Pembimbing Pertama: Muh. Asrianto Zainal, SH, M.HUM., Pembimbing
Kedua: Rusnam, S.HI, MH.
Penelitian ini mengangkat persoalan larangan atau pantangan yang wajib
dipatuhi oleh peserta Karia dalam prosesi pelaksanaan tradisi Karia (pingitan) di
Kabupaten Muna yang bertujuan untuk mengetahui proses pelaksanaan tradisi Karia
(pingitan), persepsi masyarakat Muna terhadap tradisi Karia (pingitan), dan tinjaun
Maslahah Mursalah terhadap tadisi Karia (pingitan) dalam Adat perkawinan
masyarakat Muna.Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yangmenggunakan
jenis penelitian hukum normatif empiris.Berdasarkan hasil penelitian yang ditemukan
bahwa: A. proses pelaksanaan tradisi Karia (pingitan) pada masyarakat Muna adalah:
: a) Tahap persiapan: Musyawarah, (1) Kaalano Oeno Kaghombo (Pengambilan Air
Pingitan), (2) Kaalano Bhansano Bhea (Pengambilan Mayang Pinang), (3) Kaalano
Kamba Wula (Pengambilan Kembang Muna atau Bunga); b) Tahap Pelaksanaan: (1)
Kafoluku (Memasukan dalam Kurungan), (2) Kabhansule (Perubahan Posisi Tidur),
(3) Kalempagi (Pembukaaan) (4) Kafosampu (Perpindahan peserta Karia dari rumah
ke panggung), (5) Katandano wite (Penyentuhan tanah), (6) Tari Linda, (7) Kahapui
(pembersihan), (8) Kaghorono Bhansa (Menghanyutkan Mayang Pinang); B.
Persepsi masyarakat Muna terhadap tradisi Karia (Pingitan): a) Masyarakat (pro),
menyetujui adanya larangan shalat dalam prosesi tradisi Karia (Pingitan) karena
memiliki makna tersendiri yaitu seperti berada dalam kandungan seorang Ibu. (b)
Masyarakat (Kontra), tidak menyetujui sebab, larangan shalat dalam prosesi Karia
(Pingitan) mrupakan hal yang bertentangan dengan syari’at Islam; C. Tinjauan
Maslahah Mursalah terhadap Tradisi Karia (Pingitan) di Kabupaten Muna: Jika
ditinjau dari segi Maslahah Mursalah, tradisi karia merupakan bagian dari Maslahah
Al-Mutabaroh sedangkan larangan shalat masuk dalam kategori Maslahah mulgah
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Additional Information: | Maslahah Mursalah, Tradisi Karia Dalam Adat Perkawinan Masyarakat Muna. |
Uncontrolled Keywords: | Maslahah Mursalah,Tradisi Karia Dalam Adat Perkawinan Masyarakat Muna. |
Subjects: | 200 Agama > 2X4 Fiqih, Hukum Islam > 2X6 Sosial dan Budaya Islam > 2X6.9 Adat Istiadat dalam Islam 300 Ilmu Sosial > 306 Kebudayaan & Pranata > 306.4 Aspek Spesifik tentang Budaya dan Kebudayaan 300 Ilmu Sosial > 392 adat istiadat setempat |
Divisions: | Fakultas Syariah > Prodi Al-ahlus Al-Shakhshiyyah |
Depositing User: | Unnamed user with username asni |
Date Deposited: | 03 Jul 2024 00:30 |
Last Modified: | 03 Jul 2024 00:46 |
URI: | http://digitallib.iainkendari.ac.id/id/eprint/2806 |
Actions (login required)
View Item |